بسم
الله الرحمن
الرحيم
Bukti Keistimewaan Wanita Dalam Islam
Siapa yang dapat memungkiri bahwa islam memanglah
rahmat bagi semesta alam. Islam adalah juga satu- satunya agama yang
menentramkan lahir dan batin manusia. Barang siapa yang mengikutinya, maka
kemuliaan akan melingkupinya. Barang siapa menyelaminya, maka kedamaian yang
akan selalu menyertainya.
Islam,
menyematkan kemuliaan dalam diri seorang wanita. Sang pesona dunia ini,
diajarkan Oleh Allah Subhanahu Wata’ala untuk tetap menjadi indah dan yang
terindahkan. Namun sayang, banyak manusia yang lemah iman dan lemah ilmu
yang justru tidak bisa menikmati dan menyadari keindahan itu dalam hati mereka.
Di dalam islam, wanita di perintahkan oleh Allah
untuk menutup Aurat para wanita. Sungguh sesuatu yg mahal harganya akan dijaga
bahkan disimpan dan di rawat dengan sangat hati- hati dan di hadiahkan pula
tempat teraman dan terbaik. Apakah pernah kita melihat seseorang membuang
intan begitu saja di jalanan?.
Jilbab adalah identitas kemuliaan seorang muslimah, dan sekaligus benteng mereka dari
berbagai gangguan orang- orang jahat yang mempunyai niat jahat kepada mereka.
Maka maha benarlah Allah dalam firmannya,
Yang demikian
itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu.”
(Q.S. Al-Ahzab: 59)
Dan di dalam
Islam, seorang wanita jika dihadapkan kepada suaminya, memanglah ketaatan yang
harus dilakukannya. Namun, seorang laki- laki wajib pula taat kepada ibunya 3
kali lebih utama dari sang ayah?. Maka perhatikan baik- baik wasiat rasulullah
Salallahu Alaihi Wassalam, berikut ini...
"Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, beliau berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku
harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab,
‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi
shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya
kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut
bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam
menjawab, ‘Kemudian ayahmu.’” (HR. Bukhari Muslim)
Diantara
banyak fitnah yang di hembuskan oleh para musuh- musuh islam, adalah hal yang
menyangkut poligami. Mereka mengatas namakan penderitaan wanita yang di
dramatisir sedemikian rupa, agar terlihat lebih simpatik. Bahkan sebenarnya
betapa kasihan mereka tentang hal ini. Tingkah polah mereka semakin membuktikan
kekurangan akal pada diri mereka. Apakah sudah sampai pada mereka bahwa bila
seorang lelaki khawatir tidak dapat berlaku adil dalam berpoligami, maka
dituntunkan kepadanya untuk hanya menikahi satu wanita. Dan ini termasuk
pemuliaan pada wanita di mana pemenuhan haknya dan keadilan suami terhadapnya
diperhatikan oleh Islam, seperti Allah
firmankan di dalam Al Quran,
“Namun
bila kalian khawatir tidak dapat berbuat adil maka nikahilah satu wanita saja.”
(QS. An Nisa: 3)
Begitu di
muliakannya wanita dalam islam, bahkan para suami, yaitu manusia yang paling
berhak atas istri- istri mereka, tetap diperintahkan oleh Allah untuk tidak
boleh berbuat sewenang- wenang kepada istri mereka.
“Dan
bergaullah kalian (para suami) dengan mereka (para istri) secara patut.”
(An-Nisa`: 19)
Hal
tersebut tetap berlaku walaupun sang suami dalam keadaan tidak menyukai
istrinya. Seperti firman Allah berikut ini
“Kemudian bila
kalian tidak menyukai mereka maka bersabarlah karena mungkin kalian tidak
menyukai sesuatu padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.”
(An-Nisa`: 19)
Dalam lemahnya
fisik dan kurangnya Akal karena lebih di dominasi perasaanya, wanita memang
haruslah tetap melalui sebuah fase perjuangan terbesar yang membuatnya harus
bersusah payah. Ya, selama mereka mengandung dan melahirkan anak, adalah
perjuangan yang begitu sangat menguras waktu emosi, pikiran, tenaga dll.
Tetapi Kasih sayang Allah memang tiada batas. Ketika para wanita hamil, setiap
saat mereka akan didoakan oleh segala makhluk, malaikat dan seluruh makhluk
Allah di mukabumi ini, dan ketika kematian ternyata datang atas mereka saat
melahirkan, maka syahid akan Insyaallah akan di raihnya.
Dari
Jâbir ibn ‘Atîk, Rasulullah saw. bersabda: "Mati syahîd ada tujuh, selain mati terbunuh dalam perang
fîsabilillah, yaitu: (1) mati karena penyakit thâ‘ûn (semacam penyakit
kelenjar), (2) mati karena tenggelam ,(3) mati karena penyakit lambung ,(4)
mati karena sakit perut, (5) mati karena terbakar, (6) mati karena tertimpa
reruntuhan, dan (7) perempuan yang mati karena hamil/melahirkan."
Pahala
mati syahîd layak diberikan kepada ibu hamil/melahirkan dan meninggal, karena
proses melahirkan adalah proses mengadu nyawa dan sama dengan perang membela agama
Allah. Selain itu, kaum wanita berperan besar dalam pengembangbiakan keturunan.
Dengan bersedianya seorang wanita untuk hamil, berarti ia telah mengemban
amanat dan mewujudkan proses penyempurnaan sifat kefeminimannya.
Tidak
itu saja, keistimewaan seorang wanita adalah ketika mereka diperbolehkan untuk
memasuki pintu Syurga melalui mana pintu manapun yang disukainya. Dan untuk
semua itu, para wanita cukuplah melalui 4 syarat saja : Sholat 5 waktu, puasa
di bulan Ramadhan, taat suaminya dan menjaga kehormatannya.
"Apabila
seorang isteri telah mendirikan sholat lima waktu dan berpuasa bulan Ramadhan
dan memelihara kehormatannya dan mentaati suaminya, maka diucapkan kepadanya:
Masuklah Surga dari pintu surga mana saja yang kamu kehendaki."
(Riwayat Ahmad dan Thabrani)
Cara
Islam memuliakan wanita itu lebih dari sekedar benar- benar tampak bagi logika
waras manusia. Lalu satu pertanyaan pun akhirnya muncul bagi kita para wanita,
“maka nikmat Rabb kamu manakah yang
kamu dustakan?” (QS Ar-Rahman: 13).
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan antum antum berkomentar dengan hati nurani dan tidak mengandung SARA,syukran katsiran.JAZZAKUMULLAH KHAIRAN.