Saturday, March 8, 2014

Filled Under:

Cerpen Muslimin Muslimat


MUSLIMIN DAN MUSLIMAT

 

Pada zaman dahulu ada sebuah kerajaan yang bernama ragataya,yang menjadi raja bernama sang prabu jasadiyah.sang raja memiliki permaisuri bernama siti atiyah.keduanya dianugerahi oleh ALLAH  dua orang putera,putera pertama bernama Raden Muslimat dan putera kedua bernama Raden Muslimin.kedua putera tersebut sangat disayang oleh baginda raja,dididik sangat baik dalam segala bidang pengetahuan kenegaraan,ilmu menjaga diri dan terutama ilmu agama sangat diperdalam oleh keduanya.kedua putera ini sangat cerdas dan tingkah lakunya sangat sopan santun,tidak sombong,sangat mengasihi pada orang miskin dan hormat pada orang tua.

Setelah kedua putera ini beranjak dewasa mereka bermohon diri kepada ayahanda baginda dan prameswari,untuk meninggalkan istana demi memperdalam ilmu agama pada suatu tempat yang jauh dan sunyi.dengan sangat berat kedua orang tua mereka mengijinkan,dan memberikan restu atas keniatan anak anak mereka.

Setelah beberapa hari berjalan,mereka berdua sedang beristiraahat dalam sebuah ruangan maka bertanyalah sang adik muslimin kepada sang kakak : “wahai kanda ijinkanlah dinda yang bodoh ini bertanya tentang beberapa hal agama,karena dinda masih sangat gelap,memikirkan soal soal yang diajarkan ayahanda baginda saat kita masih dalam istana”.

 Raden muslimat dengan ramah berkata “wahai adik yang sangat kusayangi apakah gerangan yang akan dinda tanyakan,asal jangan mengajukan pernyaan yang kanda sendiri tidak tau atau kurang mengerti”.Raden muslimin “ampun beribu ampun wahai kanda yang arif,adapun perihal yang hendak dinda tanyakan ialah apa arti Agama”.

Sambil tersenyum raden muslimat berkata :“ketahuilah adikku,RASULULLOH telah bersabda dalam sebuah hadist “AWWALUDIENNI MA’RIFATULLAHI  TAALA” yang artinya “pertama tama beragama haruslah berma’rifat kepada ALLAH Dat yang maha Esa,sebab ALLAH itu adalah DZAT LAESA KAMISLIHI,yang artinya Dzat ALLAH tiada umpamanya”.

Lalu raden muslimat menambahkan “wahai dinda ada juga sebuah hadis Rasululloh :”Man aroffa nafsahu  faqod aroffa Robbahu,waman aroffa Robbahu faqod jahilan nafsahu”,yang artinya :”barang siapa mengenal dirinya maka tentulah akan mengenal Tuhannya,dan barang siapa yang mengenal Tuhannya maka bodolah dirinya”.

Raden muslimin : “aduhai kanda yang budiaman,dinda mengucapkan beribu terimakasih atas penjelasan kakanda,akan tetapi dinda mohon diberikan keterangan sedikit mengenai dalil yang kanda sebutkan tadi,”barang siapa mengenal dirinya maka akan mengenal Tuhannya,dan barang siapa mengenal Tuhannya maka bodohlah dia”,dalam hal ini diri manakah yang dimaksud,apakah diri ini yang dapat ditunjuk dan diraba?,apabila benar harus mengenal diri yang dapat diraba ini maka pendapat dinda tidaklah benar,karena diri ini telah nyata terlihat sedari dinda masih kanak kanak hingga sekarang mudah sekali untuk dilihat dan diketahui”.

Raden muslimat :”wahai adikku janganlah engkau salah mengerti,sudah tentu saja tidak akan berhasil bila adinda menunjuk pada diri adinda yang kasar itu,yang dapat diraba dan dilihat,bukankah itu hanya badan kasar saja,kalau diri yang sebenarnya ialah yang dinamakan cahaya Narun(cahaya merah),Turobun(cahaya hitam),Hawaun(cahaya putih),dan Maun(cahaya kuning),itulah Badan Rohani yang dimaksud dengan Diri dalam kalimat tadi,kalau masih menunjuk pada badan jasmani tentunya salah,sebab pengertian dari jasmani itu adalah baju pembungkus rohani,karenanya tidak akan berhasil bila kita hanya melihat melalui badan kasar saja,harus dibongkar dulu bajunya agar isinya dapat terlihat nyata,”jadi badan jasmani itu hijabnya manusia kepada ALLAH”.(Habis gelap Terbitlah Terang).

Lalu raden muslimat menambahkan:”ketahuilah bahwa yang dikatakan “bodohlah dia setelah mengenal Tuhan”,ialah bahwa manusia tak mungkin dapat Ma’rifat kepada ALLAH karena telah terbelenggu oleh dalil dalil yang tidak mereka pahami,jadi wahai adikku yang kusayangi ketahuilah bahwa yang Ma’rifat kepada ALLAH ialah rasanya manusia bukanlah majajinya yang dapat dilihat dan diraba juga dirasa ini”.

Raden muslimin :” aduhai kanda muslimat yang baik sungguh dinda sangat berterimakasih atas penjelasan tadi bila dibeli dengan emaspun tak ternilai harganya dan jika dinda tanyakan kepada orang lain tak perh mendapat jawaban yang memuaskan,paling paling dijawab dengan dalih bahasa yang tidak dinda pahami,oleh karena mereka pun hanya sekedar mendengar berita yang diberitakan lagi,terimakasih kanda”.

Raden muslimat”baiklah wahai adikku,kanda harap semoga kau bisa memahami penjelasan kanda tadi walau baru sedikit dan luarnya saja tapi dapat menjadi sebuah pemahaman dasar untuk dinda mengetahui yang selanjutnya,marilah kita sama sama belajar dinda karena kanda pun sangat ingin lebih memahami tentang Agama kita ini,”.

Raden muslimin”iya kanda,mari kita sama sama saling mencari pemahaman bersama tentang ilmu agama ini lebih dalam agar kita bisa lebih mengerti lagi,jadi jika pulang nanti keistana kita tidak akan mengecewakan ayahanda dan ibu kita,mudah mudahan”.

Raden muslimat:”sekarang mari kita istirahat dulu hari sudah cukup larut dan kita akan melakukan perjalanan esok hari”.

Raden muslimin”iya,mari kanda”.

Demikianlah kedua saudara itu melanjutkan perjalanan mereka keesokan harinya dan mencari serta menggali ilmu agama guna memuaskan rasa kehausan mereka tentang ilmu agama ALLAH ini,dan dapat mereka terapkan nanti jika ditunjuk untuk menggantikan ayahanda Raja untuk memimpin kerajaan,sehingga raden muslimin dan muslimat dapat selalu berlaku adil dan mensejahterakan para rakyat mereka.amin

Sejatinya seorang pemimpin ialah mereka yang benar benar memahami agama dan mengenal akan ALLAH karena dengan demikian mereka dapat mencontohkan kebaikan selalu kepada bawahannya dan juga berlaku adil dalam langkah langkah mereka sehingga rakyat  bisa mendapatkan kemakmuran dan kesejahteraan,insyALLAH.

Semoga dari cerpen yang pendek ini ada sedikit manfaat yang bisa diambil dan berguna,atas segala kekurangannya saya haturkan banyak banyak permohonan maaf.

 

Jasser Bachmid

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan antum antum berkomentar dengan hati nurani dan tidak mengandung SARA,syukran katsiran.JAZZAKUMULLAH KHAIRAN.

Copyright @ 2013 WANITA.