MUSLIMIN
DAN MUSLIMAT
Pada zaman dahulu ada
sebuah kerajaan yang bernama ragataya,yang menjadi raja bernama sang prabu
jasadiyah.sang raja memiliki permaisuri bernama siti atiyah.keduanya
dianugerahi oleh ALLAH dua orang
putera,putera pertama bernama Raden Muslimat dan putera kedua bernama Raden Muslimin.kedua
putera tersebut sangat disayang oleh baginda raja,dididik sangat baik dalam
segala bidang pengetahuan kenegaraan,ilmu menjaga diri dan terutama ilmu agama
sangat diperdalam oleh keduanya.kedua putera ini sangat cerdas dan tingkah
lakunya sangat sopan santun,tidak sombong,sangat mengasihi pada orang miskin
dan hormat pada orang tua.
Setelah kedua putera
ini beranjak dewasa mereka bermohon diri kepada ayahanda baginda dan
prameswari,untuk meninggalkan istana demi memperdalam ilmu agama pada suatu
tempat yang jauh dan sunyi.dengan sangat berat kedua orang tua mereka
mengijinkan,dan memberikan restu atas keniatan anak anak mereka.
Setelah beberapa hari berjalan,mereka
berdua sedang beristiraahat dalam sebuah ruangan maka bertanyalah sang adik muslimin
kepada sang kakak : “wahai kanda ijinkanlah dinda yang bodoh ini bertanya
tentang beberapa hal agama,karena dinda masih sangat gelap,memikirkan soal soal
yang diajarkan ayahanda baginda saat kita masih dalam istana”.
Raden muslimat dengan ramah berkata “wahai adik
yang sangat kusayangi apakah gerangan yang akan dinda tanyakan,asal jangan
mengajukan pernyaan yang kanda sendiri tidak tau atau kurang mengerti”.Raden muslimin
“ampun beribu ampun wahai kanda yang arif,adapun perihal yang hendak dinda
tanyakan ialah apa arti Agama”.
Sambil tersenyum raden muslimat
berkata :“ketahuilah adikku,RASULULLOH telah bersabda dalam sebuah hadist “AWWALUDIENNI MA’RIFATULLAHI TAALA” yang artinya “pertama tama
beragama haruslah berma’rifat kepada ALLAH Dat yang maha Esa,sebab ALLAH itu
adalah DZAT LAESA KAMISLIHI,yang
artinya Dzat ALLAH tiada umpamanya”.
Lalu raden muslimat
menambahkan “wahai dinda ada juga sebuah hadis Rasululloh :”Man aroffa nafsahu faqod aroffa Robbahu,waman aroffa Robbahu
faqod jahilan nafsahu”,yang artinya :”barang siapa mengenal dirinya maka
tentulah akan mengenal Tuhannya,dan barang siapa yang mengenal Tuhannya maka
bodolah dirinya”.
Raden muslimin :
“aduhai kanda yang budiaman,dinda mengucapkan beribu terimakasih atas
penjelasan kakanda,akan tetapi dinda mohon diberikan keterangan sedikit
mengenai dalil yang kanda sebutkan tadi,”barang siapa mengenal dirinya maka
akan mengenal Tuhannya,dan barang siapa mengenal Tuhannya maka bodohlah
dia”,dalam hal ini diri manakah yang dimaksud,apakah diri ini yang dapat
ditunjuk dan diraba?,apabila benar harus mengenal diri yang dapat diraba ini
maka pendapat dinda tidaklah benar,karena diri ini telah nyata terlihat sedari
dinda masih kanak kanak hingga sekarang mudah sekali untuk dilihat dan
diketahui”.
Raden muslimat
:”wahai adikku janganlah engkau salah mengerti,sudah tentu saja tidak akan
berhasil bila adinda menunjuk pada diri adinda yang kasar itu,yang dapat diraba
dan dilihat,bukankah itu hanya badan kasar saja,kalau diri yang sebenarnya
ialah yang dinamakan cahaya Narun(cahaya merah),Turobun(cahaya
hitam),Hawaun(cahaya putih),dan Maun(cahaya kuning),itulah Badan Rohani yang
dimaksud dengan Diri dalam kalimat tadi,kalau masih menunjuk pada badan jasmani
tentunya salah,sebab pengertian dari jasmani itu adalah baju pembungkus
rohani,karenanya tidak akan berhasil bila kita hanya melihat melalui badan
kasar saja,harus dibongkar dulu bajunya agar isinya dapat terlihat nyata,”jadi
badan jasmani itu hijabnya manusia kepada ALLAH”.(Habis gelap Terbitlah Terang).
Lalu raden muslimat menambahkan:”ketahuilah
bahwa yang dikatakan “bodohlah dia setelah mengenal Tuhan”,ialah bahwa manusia
tak mungkin dapat Ma’rifat kepada ALLAH karena telah terbelenggu oleh dalil
dalil yang tidak mereka pahami,jadi wahai adikku yang kusayangi ketahuilah
bahwa yang Ma’rifat kepada ALLAH ialah rasanya manusia bukanlah majajinya yang
dapat dilihat dan diraba juga dirasa ini”.
Raden muslimin
:” aduhai kanda muslimat yang baik sungguh dinda sangat berterimakasih atas
penjelasan tadi bila dibeli dengan emaspun tak ternilai harganya dan jika dinda
tanyakan kepada orang lain tak perh mendapat jawaban yang memuaskan,paling
paling dijawab dengan dalih bahasa yang tidak dinda pahami,oleh karena mereka
pun hanya sekedar mendengar berita yang diberitakan lagi,terimakasih kanda”.
Raden muslimat”baiklah
wahai adikku,kanda harap semoga kau bisa memahami penjelasan kanda tadi walau
baru sedikit dan luarnya saja tapi dapat menjadi sebuah pemahaman dasar untuk
dinda mengetahui yang selanjutnya,marilah kita sama sama belajar dinda karena
kanda pun sangat ingin lebih memahami tentang Agama kita ini,”.
Raden muslimin”iya
kanda,mari kita sama sama saling mencari pemahaman bersama tentang ilmu agama
ini lebih dalam agar kita bisa lebih mengerti lagi,jadi jika pulang nanti
keistana kita tidak akan mengecewakan ayahanda dan ibu kita,mudah mudahan”.
Raden
muslimat:”sekarang mari kita istirahat dulu hari sudah cukup larut dan kita
akan melakukan perjalanan esok hari”.
Raden muslimin”iya,mari
kanda”.
Demikianlah kedua
saudara itu melanjutkan perjalanan mereka keesokan harinya dan mencari serta
menggali ilmu agama guna memuaskan rasa kehausan mereka tentang ilmu agama
ALLAH ini,dan dapat mereka terapkan nanti jika ditunjuk untuk menggantikan
ayahanda Raja untuk memimpin kerajaan,sehingga raden muslimin dan muslimat
dapat selalu berlaku adil dan mensejahterakan para rakyat mereka.amin
Sejatinya seorang
pemimpin ialah mereka yang benar benar memahami agama dan mengenal akan ALLAH
karena dengan demikian mereka dapat mencontohkan kebaikan selalu kepada
bawahannya dan juga berlaku adil dalam langkah langkah mereka sehingga rakyat bisa mendapatkan kemakmuran dan kesejahteraan,insyALLAH.
Semoga dari cerpen yang
pendek ini ada sedikit manfaat yang bisa diambil dan berguna,atas segala
kekurangannya saya haturkan banyak banyak permohonan maaf.
Jasser Bachmid
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan antum antum berkomentar dengan hati nurani dan tidak mengandung SARA,syukran katsiran.JAZZAKUMULLAH KHAIRAN.