Propaganda Barat Terhadap Wanita Muslimah
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa kini para musuh Islam (kaum barat) semakin menggencarkan serangan untuk menghancurkan perkembangan agama Islam. Kini banyak sudah kita mengenal faham-faham baru seperti hedonisme, sekularisme, feminism, liberalisme, westernisasi, modernisasi, dan lain sebagainya, yang semuanya memiliki satu tujuan sama, yaitu menjadikan umat Islam lupa dan jauh dari syariat agamanya.
Dan salah satu incaran para musuh Islam itu untuk menghancurkan umat Islam adalah kaum wanitanya. Dengan sangat halus, pelan tapi pasti, mereka mengajak para wanita muslimah untuk mengikuti gaya hidup mereka, membuatnya lupa akan kewajiban utama: merawat dan mendidik generasi penerus Islam.
Latar Belakang
Islam dan barat adalah
kisah benturan peradaban yang tidak kunjung usai. Kebencian orang barat tidak
pernah habis, malah semakin menjadi-jadi ketika mengetahui pertumbuhan dan
perkembangan Islam semakin pesat saja. Usaha-usaha orang kafir dalam memerangi
umat Islam tidak akan pernah selesai. Hal ini sudah dinash dalam Al Quran
sebagai tanbih bagi kita, umat Islam, dalam menghadapi serangan-serangan orang
barat yang semakin menjadi. Allah swt berfirman dalam surat Al Baqarah ayat
120:
“Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad)
sebelum engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah, ‘Sesungguhnya petunjuk Allah
itulah petunjuk (yang sebenarnya).’ Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka
setelah ilmu (kebenaran) sampai kepadamu, tidak aka nada bagimu pelindung dan
penolong dari Allah.”
Namun usaha yang dilakukan para musuh Islam dalam menghancurkan Islam berbeda
yang dulu dengan saat ini. Mulai dari zaman nabi dulu, usaha yang gencar
dilakukan oleh orang-orang kafir adalah menyerang umat Islam dengan perang
fisik, mengadu ribuan, bahkan ratusan ribu pasukan mereka yang gagah dan
lengkap bersenjata untuk mematikan kaum muslimin. Namun sayangnya, sejarah
mencatat pasukan kafir lebih banyak mengalami kekalahan telak dari pada merayakan
kemenangan.
Lalu kemudian peradaban Islam semakin meraih kejayaannya dan terus berkembang
menelorkan ilmuwan-ilmuwan yang berpengaruh di dunia. Hal ini membuat musuh
Islam semakin kebakaran jenggot menghadapi kenyataan di mana penyebaran
peradaban mereka harus kalah oleh umat Islam. Para musuh Islam yang pada zaman
penjajahan fisik memegang semboyan hidup yang mereka sebut dengan 3G (Gold,
Glory, dan Gospel) tentu sangat resah karena kemajuan Islam sangat mengancam
tiga semboyan mereka ini, karena ketiganya berhasil dikuasai oleh umat Islam.
Permulaan Misi Ghazwul Fikr
Ghazwul fikr adalah satu metode penyerangan umat Islam dari kaum barat yang
sampai saat ini bisa dibilang sukses. Ghazwul fikr ini merupakan penyerangan
umat Islam dengan metode meracuni pikiran para umat Islam dengan ideologi yang
mengikuti gaya hidup mereka yang pastinya bertolak belakang dengan ajaran
syariat Islam.
Metode ghazwul fikr ini mulai dilangsungkan oleh orang-orang barat ketika
mereka mengalami kekalahan telak dalam perang salib yang belangsung hampir dua
abad selama enam gelombang. Sejak perang salib ini berlangsung dan pasukan
eropa mengalami kekalahan, sebagian tokoh Kristen sudah mulai berpikir bahwa
perang salib ini merupakan cara yang tidak tepat untuk menaklukkan kaum muslimin.
Salah satu tokoh Kristen yang terkenal mengubah taktik penyerangan dari fisik
ke penyerangan pikiran adalah Peter Venerabilis, dialah tokoh Kristen pertama
yang merancang penyerangan umat Islam lewat pemikiran-pemikiran mereka.
Di tengah berkecamuknya perang salib, Peter membuat sebuah pernyataan yang
ditujukan untuk umat Islam, “Aku menyerangmu, bukan sebagaimana sebagian
dari kami (orang-orang Kristen) sering melakukan, dengan senjata, tetapi dengan
kata-kata. Dan bukan dengan kekuatan, namun dengan pikiran; bukan dengan
kebencian, namun dengan cinta.”
Kemudian dimulailah penyerangan umat Islam melalui peradaban dan pemikiran.
Usaha itu mereka mulai dengan mengirim putra-putra terbaik mereka ke daulah
Islamiyah (Negara-negara Islam) yang terkenal maju peradabannya seperti Makkah,
Turki, Mesir, dan lain-lain. Di sana para putra kebanggaan mereka mempelajari
dan mendalami berbagai fan ilmu Islam. Dan setelah sampai ke tingkat ahli, para
pemuda itu diutus kembali ke eropa untuk membentuk semacam Research and
Development (Penelitian dan Pengembangan) untuk mengetahui kelemahan umat Islam
agar dapat mereka kuasai dan hancurkan dengan mudah.
Dan harus kita sadari, bahwa usaha dan kerja keras mereka dalam menghancurkan
Islam semakin bertambah. Maka dari itu, sebagai wanita muslimah, yang menjadi
tumpuan berkualitas atau tidaknya generasi Islam mendatang, seyogyanya kita
berhati-hati dan memperkuat dasar ilmu serta iman kita dalam mengahadapi arus
kehidupan yang semakin keras. Karena hanya dengan memegang teguh ajaran agama
Islam sajalah kita bisa berhasil menghindar dari serangan-serangan orang barat
dalam menghancurkan Islam. Nabi Muhammad saw bersabda, “Jagalah Allah,
niscaya dia akan menjagamu, Jagalah Allah niscaya Dia akan selalu berada
dihadapanmu. Jika kamu meminta, mintalah kepada Allah, jika kamu memohon
pertolongan, mohonlah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah sesungguhnya jika
sebuah umat berkumpul untuk mendatangkan manfaat kepadamu atas sesuatu, mereka
tidak akan dapat memberikan manfaat sedikitpun kecuali apa yang telah Allah
tetapkan bagimu, dan jika mereka berkumpul untuk mencelakakanmu atas sesuatu,
niscaya mereka tidak akan mencelakakanmu kecuali kecelakaan yang telah Allah
tetapkan bagimu. Pena telah diangkat dan lembaran telah kering.” (HR. Tirmidzi)
Pandangan Hidup Barat yang Berbasis Materi
Dalam era globalisasi ini, kemajuan teknologi dan informasi telah banyak
membawa gagasan-gagasan serta gaya hidup baru ke tengah-tengah hidup masyarakat
dunia. Dan semua itu tanpa memperhitungkan dampak-dampak negatif yang
berpengaruh terhadapa norma agama dan moral atau akhlaq. Karena memang itu
salah satu tujuan kaum barat dalam menggemborkan kemajuan teknologi dan
informasi di tengah kehidupan manusia.
Promosi bertubi-tubi ditampilkan oleh media massa, menawarkan kenikmatan hidup
mewah yang modern dan konsumtif. Manusia tidak henti-hentinya digiurkan oleh
aktifitas berproduksi dan mengkonsumsi, karena saat ini harta atau kekayaan
menjadi tolak ukur kesejahteraan hidup dan tinggi atau tidaknya derajat seseorang
di mata orang lain. Bagi sebagian orang, mencari rizki halal yang hanya
menghasilkan sedikit uang lebih baik ditinggalkan. Banyak orang yang memilih
‘jalan pintas’ demi sebuah gengsi semata, yang telah dikenalkan ke
tengah-tengah masyarakat oleh kaum barat. Ini yang biasa disebut hedonisme,
suatu bentuk kehidupan yang mengagungkan kesenangan dan kenikmatan belaka. Gaya
hidup tersebut dikembangkan dalam kehidupan manusia untuk menyingkirkan tujuan
hidup lainnya.
Rasulullah saw sudah sejak dulu memperingati ummatnya agar berhati-hati dengan
harta. Beliau bersabda, “Demi Allah, bukanlah kekafiran dan kemiskinan yang
aku khawatirkan atas kamu, tetapi justru aku khawatir kemewahan dunia yang kamu
dapatkan sebagaimana telah diberikan kepada orang-orang sebelum kamu, lalu kamu
bergelimang dalam kemewahan itu sehingga binasa, sebagaimana mereka bergelimang
dan binasa pula.” (HR. Tirmidzi)
Gaya hidup seperti ini sangat bertentangan dengan apa yang difirmankan oleh
Allah swt. Dalam Islam, Allah swt menjadikan tolak ukur derajat seroang hamba
dari kadar ketaqwaannya, dan tidak sama sekali dilihat dari kekayaannya. Allah
swt berfirman dalam surat Al Hujuraat ayat 13:
“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara
kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa. Sungguh, Allah Maha
Mengetahui, Maha Teliti.”
Wanita Menurut Perspektif Barat
Posisi wanita dalam Islam begitu istimewa. Islam sangat memperhatikan hak-hak
dan kewajiban atas seorang wanita. Dalam pandangan hidup Islam, sosok wanita
telah dianugerahi bermacam kualitas yang khas bagi dirinya. Islam mengajarkan
bahwa suatu persamaan bukanlah sebuah penyamarataan, akan tetapi lebih kepada
sikap adil dalam memberikan hak yang sepatutnya kepada yang layak. Hal ini
berbeda dengan apa yang digembor-gemborkan oleh para feminis yang menuntut
hak-hak yang berlebihan.
Berbeda dengan Islam, barat memposisikan wanita hanya sebagai pemuas nafsu pria
belaka. Sejarah mencatat bahwa dalam tradisi barat, wanita telah diasumsikan
sebagai makhluq yang lemah dan tidak berdaya dengan dilihat dari seluruh aspek
kehidupannya. Bahkan, di era modern saat ini, yang banyak dikendalikan oleh
orang-orang barat, wanita semakin dihinakan dan direndahkan tanpa mereka
sadari. Mereka dijadikan sebagai komoditas murahan dan obyek kesenangan kaum
lelaki. Baik di dunia usaha, tempat kerja ataupun di keramaian. Wanita-wanita
Barat hanya dikonsep untuk mendefinisikan arti kepribadian dalam pengertian
yang sangat primitif, yakni tidak lain konsep pemenuhan biologis semata.
Dalam melancarkan misinya untuk menghancurkan Islam, orang-orang barat lebih
mengincar bidikannya ke kaum wanita muslimah. Bukan rahasia lagi, bahwa
ideologi dan gaya hidup yang dikenalkan oleh orang barat berhasil merusak
kualitas generasi penerus dan semua itu bisa dengan mulus terjadi karena para
kaum wanita sudah kehilangan moralnya.
Seorang tokoh barat mengemukakan, “Sesungguhnya wanita muslimah adalah
kelompok masyarakat Islam yang paling mampu menyeret Islam kepada kebebasan dan
kerusakan atau sebaliknya membawa Islam untuk segera meraih kejayaan.”
Bahkan nabi Muhammad saw sendiri telah mengakui bahwa perhiasan dunia yang
paling berharga adalah perempuan sholihah. Inilah alasan mengapa orang-orang
barat begitu gencarnya menunjukkan serangan mereka kepada kaum hawa. Karena
dengan rusaknya wanita muslimah, sudah pasti generasi Islam selanjutnya akan
mengalami kemunduran bahkan bukan tidak mungkin akan mengantar Islam pada pintu
kehancuran.
Dan yang paling penting yang diincar oleh orang-orang barat adalah posisi
wanita sebagai seorang istri, ibu, dan saudara perempuan yang menjadi alasan
utama pengincaran mereka terhadap para wanita muslimah. Seorang misionaris
mengatakan, “Gelas dan selebritis lebih ampuh merobohkan umat Muhammad
daripada 1000 pasukan, maka tenggelamkan wanita dalam materi dan kesenangan!” yang
dimaksud gelas di sini adalah wisky atau minuman keras.
Hal ini sudah terpampang di depan mata kita. Betapa kaum wanita sekarang larut
dalam kesenangan dunia dan hiburan yang tidak mengenal batas-batas apapun. Dan
ketika wanita sudah larut dalam kesenangan, maka mereka akan lupa dengan
tugas-tugas utama mereka dalam mendidik dan menjaga moral untuk membentuk
generasi penerus yang berkualitas.
Strategi Barat dalam Merusak Wanita Muslimah
Seperti yang telah saya paparkan, bahwa para musuh Islam telah menemukan
sasaran empuk yang paling tepat untuk menghancurkan umat Islam, dan sasaran
empuk itu adalah kaum wanita muslimah. Seorang tokoh yahudi menyerukan dalam
pidatonya, “Kita harus menyeret wanita. Jika suatu para wanita muslimah
mengulurkan tangan kepada kita maka saat itulah kita menyelesaikan masalah.”
Dan secara garis besar, usaha mereka dalam menghancurkan wanita muslimah adalah
dari dua titik.
Titik yang pertama yaitu dari segi hak dan kewajiban. Orang-orang barat dengan
membawa misi yang biasa kita kenal dengan emansipasi wanita, merubah cara pikir
para wanita- khususnya wanita muslimah- akan hak dan kewajiban mereka. Dengan
alasan ketidak adilan dan tuntutan untuk menyamakan derajat dengan kaum pria,
wanita diharapkan bisa berdiri sendiri dan tidak bergantung kepada pria,
siapapun itu, baik ayah, saudara laki-laki, atau bahkan suami. Hal ini sangat
bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh Islam, yang menjadikan wanita
sebagai makhluq yang berhak mendapat perlindungan dari pria. Allah swt
berifirman dalam surat An Nisa’ ayat 34:
“Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah
melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan).””
Mengenai hal ini, Muhammad Qutb, seorang intelek muslim mengatakan dalam
salah satu kitab karangannya, “Islam tidak menyukai wanita dilelahkan
syarafnya dengan bekerja memeras tenaga. Wanita yang bekerja pulang ke rumah
sudah dalam keadaan lelah seperti halnya si pria sendiri. Syarafnya tegang dan
otot kaku. Lalu timbullah pergeseran-pergesaran tegang antara dia dengan suaminya.
Kedua-duanya tidak mau mengalah. Anak-anaknya pun lalu merasa tidak punya ibu.
Yang terasa oleh mereka adalah mereka punya dua ayah, yang sama-sama pria.”
Hal itulah yang akan terjadi ketika wanita memaksa untuk berdiri sendiri.
Sekali lagi saya tekankan, Islam mengajarkan kepada kita tentang porsi yang
pantas dan layak untuk karakter khusus yang dimiliki umatnya, bukan
penyamarataan yang hanya berdasarkan keegoisan diri semata. Itulah kiranya yang
mesti disadari dan difahami oleh tiap wanita, bahwa Islam dengan
aturan-aturannya yang khusus terhadap kaum wanita, sejatinya mengangkat derajat
kita sebagai seorang wanita, yang khusus diciptakan oleh Allah dengan sifat
lemah lembut dan penuh kasih sayang. Kalau kita terus memaksakan untuk
menyamakan diri seperti kaum pria, itu malah hanya melecehkan dan merendahkan
kita sebagai seorang wanita.
Titik kedua yang diserang oleh para musuh Islam adalah dari segi akhlak atau
moral. Mereka sangat sadar bahwa kekuatan umat Islam itu terdapat dalam
akhlaqnya. Nabi Muhammad saw bersabda: “Dunia adalah perhiasan, dan hiasan
yang paling indah adalah wanita shalihah.”
Inilah yang membedakan wanita muslimah dengan yang lainnya. Wanita muslimah
selalu memperindah diri dengan akhlak yang baik, kepribadian yang kuat. Dan hal
ini disadar betul oleh kaum barat, sehingga mereka menjadikan segi moral
sebagai salah satu titik penting yang harus diserang untuk menghancurkan
generasi umat Islam. Karena dengan rusaknya moral wanita muslimah, maka tidak
bisa dielakkan lagi akan terjadi kehancuran dan krisis moral yang lebih parah
pada generasi-generasi selanjutnya. Inilah yang diharapkan para musuh Islam.
Mode dan Kosmetika
Salah satu cara kaum barat dalam menghancurkan wanita muslimah adalah dengan
menanamkan konsep kecantikan di tengah kehidupan mereka. Wanita, yang memang
fitrahnya diciptakan dengan bentuk yang indah dan menawan, pasti akan cepat
tergiur dengan konsep kecantikan yang dipasang oleh kaum barat ini. Dengan
menyebarkan mode trend yang bermacam-macam, dalam berbusana, make up, dan
bentuk tubuh, kaum barat berhasil membuat wanita muslimah lupa akan
identitasnya sebagai seorang muslimah dengan berhijab dan berbusana yang
tertutup.
Selain mode trend yang tersebar luas, mereka juga menampilkan artis-artis
cantik dan seksi yang nantinya dijadikan panutan dalam dunia mode, sehingga
wanita muslimah pun terseret untuk lebih memilih mengikuti gaya para idola
barat tersebut ketimbang berqudwah dan berkiblat pada para istri nabi dan
shahabiyaat.
Saat ini, kalau kita cermati, kecantikan merupakan segalanya bagi seorang
wanita. Tampil cantik di tengah keramaian menjadi hal yang wajib. Bahkan,
sebagian kaum hawa sampai menuhankan kecantikan sampai rela operasi plastik
demi mendapatkan bentuk tubuh dan paras ayu yang lebih baik lagi. Kelakuan
seperti ini sudah sangat menyimpang jauh dari apa yang diajarkan dalam Islam.
Islam memang tidak menafikan nilai kecantikan dalam diri seorang wanita, bahkan
kecantikan merupakan salah satu sifat yang diperahatikan dalam memilih seorang
istri. Namun Islam juga memberi aturan untuk menjaga kecantikan tersebut supaya
tidak bebas dijajakan untuk siapa saja. Nabi Muhammad saw bersabda, “Wanita
itu adalah aurat (harus ditutupi), bila ia ia keluar dari rumahnya, maka setan
akan mengesankannya begitu cantik (di mata lelaki yang bukan mahramnya).”
(HR. Tirmidzi)
Dan bukan tanpa alasan Islam memberi batasan kepada kaum wanita dalam
memperlihatkan kecantikannya. Bahkan hal itu untuk menjaga dan melindungi
wanita dari bahaya yang bisa kapan saja menyerangnya. Allah swt berfirman dalam
surat Al Ahzab ayat 59:
“Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan
istri-istri orang mukmin, ‘Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh
bagian tubuh mereka.’ Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali,
sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
Kalau kita ingin mencermati lebih jauh lagi, sesungguhnya para wanita barat
merasa tidak aman dengan gaya hidup yang mereka jalani. Bisa dilihat dari
tingginya kasus pelecehan seksual, narkoba, broken home, dan bunuh diri di
Negara-negara barat seperti Rusia, Amerika, dan lain-lain. Seorang penulis asal
AS (Amerika Serikat) mengungkapkan langsung keprihatinannya terhadapa apa yang
terjadi di tengah masyarakat AS saat ini. Dalam bukunya ia menulis, “Dari sisi
budaya, kita saat ini berada dalam kondisi yang kritis. Saat ini pelbagai kasus
yang terjadi di tengah masyarakat Barat seperti musik-musik yang merusak,
munculnya pelbagai metode stimulan, hancurnya rumah tangga, meningkatnya single
parent, kecanduan narkoba, dan tidak efektifnya lagi agama, telah menyulut
kekhawatiran kaum perempuan dan remaja putri. Keinginan remaja putri saat ini
berbeda dengan generasi terdahulu, generasi sekarang ingin lepas dari kebebasan
yang menghancurkan dan ingin merasakan manisnya fitrah terlahir kembali.”
Jadi, tidak ada alasan untuk mengikuti gaya hidup wanita barat yang hanya
mengutamakan nilai kecantikan semata. Di belakang semua kesenangan dan hingar
bingar dunia yang ada dalam kehidupan mereka, sesungguhnya mereka merasakan
kekosongan dan hampa yang sangat dalam. Itulah mengapa akhirnya mereka terus
mencari kesenangan untuk menghilangkan ruang kosong dan hampa dalam hidup
mereka. Padahal itu semua malah menambah kesengsaraan bagi mereka.
Seorang wartawan asal AS juga menuliskan kegundahannya akan pola kehidupan
wanita barat dan kekagumannya akan sosok wanita muslimah. Dalam sebuah situs
ia menulis, “Mengapa kalian ingin meniru perempuan-perempuan yang
telah menyesal atau akan menyesal, yang telah kehilangan hal-hal paling
berharga dalam hidupnya? Tidak ada kompensasi atas kehilangan itu.
Perempuan-perempuan Muslim adalah berlian tanpa cacat. Jangan biarkan hal
demikian menipu kalian, untuk menjadi berlian imitasi. Karena semua yang kalian
lihat di majalah mode dan televisi Barat adalah dusta, perangkap setan, emas
palsu.”
Itulah pesan dan kesan kekaguman langsung dari seorang wanita barat untuk
wanita muslimah, semoga bisa menjadi cermin dan semangat bagi kita semua untuk
lebih bangga dengan identitas kita sebagai seorang wanita muslimah.
Penutup
Misi dan usaha para musuh Islam tidak akan berhenti sampai sini saja. Mereka
akan terus dan terus mencari cara yang lebih tepat lagi untuk menghancurkan
kejayaan umat Islam, untuk meniadakan Islam dan merebut kekuasaan Negara-negara
dunia sebagai tanda besar kekuasaannya.
Sebagai wanita muslimah, yang menjadi salah satu incaran utama kaum barat, kita
tunjukkan kepada mereka bahwa kita bukan wanita muslimah kolot yang menolak
ideology mereka mentah-mentah, namun kita bukan juga wanita muslimah bodoh yang
menerima gaya hidup mereka dengan tangan terbuka.
“Maka perempuan-perempuan yang shalih, adalah mereka yang taat (kepada
Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga
mereka.” (QS. An Nisa’: 34.
wallahu a’lam,
semoga bermanfaat.
*hasil siaran kajian keputrian mahasiswi-mahasiswi Al Ahgaff,
disusun oleh: Balqis Aziziy
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan antum antum berkomentar dengan hati nurani dan tidak mengandung SARA,syukran katsiran.JAZZAKUMULLAH KHAIRAN.