Wasiat Nasehat Habib Ahmad bin Hasan Al-Atthas
PART 2
•
“Setiap zaman ada 124.000 wali dan setiap wali mewarisi hal dari Nabi SAW. Di
antara mereka ada yang tahu dirinya wali, tapi ada juga yang tidak tahu.”
• “Amal dan niat saleh akan menyebabkan timbulnya kewibawaan pada diri
seseorang. Ia akan tampak beda dengan orang lain, ucapannya didengar dan
bermanfaat. Sebaliknya, amal dan niat buruk akan menyebabkan pelakunya
diselimuti kegelapan”
• “Manusia punya dua sayap yang dapat ia gunakan untuk terbaNg ke tempat yang
mulia, yaitu Niat dan Himmah ( semangat, tekad ). Sedangkan penghuni zaman ini
berpijak pada salah satu diantara keduanya. Ada yang memiliki niat, tapi tidak
memiliki himmah. Ada yang himmahnya besar, tapi belum memiliki niat. Jika
seseorang punya niat, kemudian memperoleh himmah, maka Allah swt akan
memperhatikannya dan akan menyampaikannya pada tujuan. Niat itu sebelum himmah
dan himmah sebelum amal.”
• Imam Junaid rhm berkata :”barang siapa membuka bagi dirinya satu pintu niat baik, maka Allah swt membukakan baginya 70 pintu taufiq. Dan barang siapa membukakan untuk dirinya satu pintu niat buruk, maka Allah swt membukakan untuknya 70 pintu khidzlan ( dorongan untuk bermaksiat ).”
• Thoriqoh salaf Alawiyin adalah zhohirnya Ghazaliah dan bathinnya Syazaliah. Jika seseorang berkonsentrasi pada amal, maka ia akan mengerjakan amal tanpa ruh. Namun, jika ia meninggalkan amal dan banyak berharap kepada Allah swt, ia akan miskin amal saleh.
• Kerjakanlah shalat karena Allah swt memerintahkannya. Jadikanlah makna segala sesuatu sebagai tujuanmu. Jangan jadikan cara pengucapan huruf ( makhraj )dan sejenisnya sebagai pusat perhatianmu dalam sholat. Tapi amati dan renungkan ( tadabbur ) makna ayat yang kau baca. Apa yang menghalangimu untuk merenungkan makna basmalah, arti rahmat ayat pertama dan makna syukur. Renungkan tentang Pemberi nikmat dan Pemelihara alam, makna rahmat di ayat ke tiga, makna raja dan penguasa, makna ibadah, pertolongan, hidayah, shirotol mustaqim dan orang-orang yang berjalan diatasnya, yaitu orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah swt. Renungkan tentang orang-orang yang berpaling, yakni orang-orang yang dimurkai Allah swt.
• Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang tidak akan meninggalkanmu di dunia maupun di akhirat. Ilmu adalah Alat. Meskipun ilmu itu baik, tapi hanyalah alat, bukan tujuan. Ilmu digunakan hanya untuk mencapai tujuan. Ilmu harus diiringi adab, akhlaq danniat-niat saleh. Ilmu demikian inilah yang dapat mengantarkan seseorang kepada maqam-maqam yang tinggi.
• Pelajarilah ilmu, tanamkan dalam hati niat untuk mengamalkannya, maka Allah swt akan mengembalikan semua yang hilang dari kalian.
• Jika kau membaca sesuatu dan tidak dapat memahaminya, atau hatimu tidak hadir sewaktu membacanya, maka ulangila lagi di waktu yang lain. Sebab setiap waktu memilki rahasia yang berbeda.
• Barang siapa mendahulukan ikhlas sebelum amal, maka ia tidak akan bisa beramal. Tapi hendaknya ia beramal, kemudian menuntut dirinya untuk ikhlas. Seseorang tidak seharusnya menuntut kesempurnaan, baik dari dirinya sendiri maupun orang lain. Sebab jika ia menuntut kesempurnaan dari dirinya, ia tidak akan beramal. jika ia menuntut kesempurnaan dari orang lain, ia tidak akan memandang mulia seorang pun, ia bahkan akan memandang rendah semua orang.
•
Setiap kebajikan terasa berat bagi “NAFS”. Tapi jika dipaksakan, ia akan
terbiasa dan dapat mengerjakannya dengan mudah. Sebagian orang jika melihat
“NAFS”nya benci pada perbuatan baik, ia mengikuti “NAFS”nya dan cenderung
kepadanya. Ia selalu berbuat demikian, hingga tidak mampu lagi berbuat baik. Akhirnya,
hatinya menjadi keras. Sebenarnya jika hati mau menghadap Allah swt, Allah swt
akan menghadap kepadanya. Jika berpaling, Allah swt pun akan berpaling darinya.
Sifat “NAFS” adalah suka menentang dan mudah bosan. Jika kau membiasakannya
dengan kebaikan, ia akan menjadi baik; tapi jika kau membiasakannya dengan
keburukan, ia akan menjadi buruk.
• Manusia hendaknya menyibukkan “NAFS”nya dengan amal-amal yang bermanfaat
baginya. “NAFS” akan terbiasa dengan apa yang dibiasakan kepadanya. Orang yang
terbiasa banyak bicara, menghadiri majelis yang penuh kelalaian dan permainan,
maka hatinya merasa berat untuk membaca Al-Qur’an.
• Hati yang bersih siap menerima karunia-karunia Allah swt. Sedang hati yang kotor tidak dapat menampung karunia Allah swt.
• Hati manusia seperti Baitul Ma’mur. Setiap hari ada 70.000 malaikat yang
thawaf mengelilinginya hingga hari kiamat. Dalam 24 jam hati 70.000 bisikan dan
setiap bisikan dipegang oleh seorang malaikat.
• Orang yang berharta, hendaknya banyak berderma dan bersedekah di jalan Allah swt. Yang berilmu, hendaknya mencurahkan semua tenaganya untuk mengajar. Yang mempunyai kedudukan, hendaknya berusaha mendamaikan orang-orang yang dizalimi. Yang berdagang dan menekuni pekerjaan lainnya, hendaknya jujur kepada kaum muslimin dan melakukan pekerjaannya dengan sempurna.
“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaknya memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah swt kepadanya. Allah swt tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah swt berikan kepadanya. Allah swt kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.(QS Ath-Thalaq, 65:7).
• Di dunia ini manusia harus memiliki empat sifat :
1. Sabar terhadap yang dibenci dan disukai.
2. Melayani dengan
baik dan memuaskan hati(jabr) orang yang baik maupun jahat.
3. Memiliki akal yang dapat membedakan segala sesuatu.
4. Memilki niat saleh
dalam semua hal agar tercapai keinginannya.
• Jika seseorang ingin memperoleh rasa takut kepada Allah swt, maka hendaknya
ia melihat orang yang memilki rasa takut. Jika ingin khusyu’ maka hendaknya ia
melihat orang yang khusyu’. Manusia adalah magnet untuk dirinya dan orang lain.
Manusia biasanya mencuri watak orang yang dilihatnya.
• Hanya prasangka baik kepada Allah swt dan hamba-hambanyalah yang dapat membuka pintu-pintu kebajikan.
“Dua hal yang tidak ada sebuah kebaikan pun yang dapat mengungguli keduanya, yaitu prasangka baik kepada Allah swt dan prasangka baik kepada makhluk Allah swt. Dan dua hal yang tidak ada sebuah keburukan yang dapat mengunggulinya, yaitu prasangka buruk kepada Allah swt dan prasangka buruk kepada makhluk Allah swt.” (Al-Hadits)
• Setiap orang memiliki 360 urat. Ada urat yang akan mendorongnya untuk berbuat kebaikan, dan ada yang akan menggerakkannya untuk berbuat kejahatan. Jika melihat orang saleh, urat-urat kebaikan akan menggerakkannya untuk berbuat baik. Jika melihat orang durhaka, maka urat-urat keburukannya akan menggerakkannya untuk berbuat jahat.
• Orang yang mudah iri, menyangka bahwa semua orang iri; orang yang suka bermaksiat menyangka bahwa semua orang suka bermaksiat; dan orang yang saleh menyangka semua orang gemar berbuat kebaikan.
• Jika kau memandang seorang yang saleh dan istiqomah, khusyu’ dan wara’, lalu kau bandingkan akhlaqmu dengan akhlaqnya. Amalmu dengan amalnya, keadaanmu dengan keadaannya; maka kau akan mengetahui aib dan kekuranganmu. Setelah itu akan mudah bagimu untuk memperbaiki ucapan dan perbuatanmu yang salah, lahir maupun batin. Itulah sebabnya kita dianjurkan untuk bergaul dengan orang-orang yang saleh dan mulia, serta dilarang bergaul dengan selain mereka. Sebab watak seseorang akan mencuri watak orang lain. Jika tidak kau temukan teman duduk yang saleh, pelajarilah buku, sifat, riwayat hidup dan semua prilaku kaum sholihin.
• Ada dua orang yang tidak boleh kau pegang pendapatnya, yaitu orang yang selalu
mengikuti kata hatinya dan orang yang tidak melaksanakan pendapatnya sendiri.
• Jangan berselisih dengan anakmu dan jangan pula bersikap keras kepadanya. Ajak dan
perintahkan untuk berbuat kebaikan. Jika ia tidak patuh, jauhilah dia dengan santun
dan penuh perhatian.
• Habib Abu Bakar bin Abdullah Al-Atthas dahulu melarang seseorang bergaul dengan
Ahli bid’ah, orang-orang yang aqidahnya menyimpang dan orang-orang yang
merendahkan kaum sholihin, Para Wali dan Ulama. Jika melewati tempat yang ada
orang-orang yang memiliki salah satu sifat di atas, beliau menutupi kepalanya dan
berjalan dengan cepat.
• Sholatlah di belakang orang yang mengucapkan Laa ilaaha illalloh, dan sholatkanlah
orang yang mengucapkan Laa ilaaha illalloh. (Hadits)
• Orang –orang di Zaman akhir ini lebih mengutamakan harta mereka dibanding diri
mereka sendiri. Mereka kikir dan tidak memperdulikan apa yang menimpa mereka.
Mereka abaikan Hak Allah swt, Allah swt pun lalu menundukkan mereka di bawah
kekuasaan orang yang tidak mengasihi mereka. Adapun orang-orang terdahulu,
mereka menjadikan harta mereka sebagai perisai dan pelindung dari segala bencana.
• Jika seseorang senantiasa taat, maka Allah swt akan memberinya rejeki. Allah swt
tidak akan membiarkannya begitu saja tanpa harta. Allah swt telah memberi kalian
rejeki, tapi kalian menghambur-hamburkan rejeki itu bukan pada tempatnya.
Tunaikanlah kewajiban zakat, janganlah kalian kurangi.
• Segala kesedihan yang dapat hilang dengan uang, bukanlah kesedihan.
• Jika dalam hatimu terlintas bisikan buruk atau ajakan untuk bermaksiat, angkatlah
kepalamu ke langit lalu ucapkan :”Allah….. dengan satu nafas. Perbuatan ini akan
membakar dan menghapus dengan seketika bisikan-bisikan buruk dalam hati.
Hikmah dari menengadahkan kepala ke langit adalah karena setan tidak dapat
mendatangi manusia dari atas kepalanya. Allah Ta’ala berfirman : “Kemudian Saya
(iblis) akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan
dari kiri mereka.(QS Al-A’raf, 7:17). Allah swt tidak mengatakan bahwa iblis akan
mendatangi mereka dari atas.
• Habib Ahmad bin Hasan Al-Atthas selalu membaca surat Al-Waqiah di waktu Ashar.
Beliau berkata :”Sayyidil Wujud (Nabi Muhammad saw) lah yang memerintahkanku
untuk membacanya di waktu Ashar.”
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan antum antum berkomentar dengan hati nurani dan tidak mengandung SARA,syukran katsiran.JAZZAKUMULLAH KHAIRAN.